KOMPAS/STEFANUS OSA--Wuling Almaz diuji melintas dari Tasikmalaya menuju Garut, Jumat (15/3/2019). SUV bermesin 1.5L Turbo ini menjadi salah satu andalan Wuling Motors yang sudah diproduksi di Indonesia.
Berjalan dua tahun merangsek pasar otomotif Indonesia, Wuling Motors perlahan tetapi pasti makin serius menghadirkan produk unggulannya. Hanya sebulan sesudah peluncurannya, sensasi mesin 1.5L Turbo pada Wuling Almaz garapan ”sang naga” sudah bisa langsung dicicipi di medan yang sangat bervariasi.
Ini adalah ketiga kalinya Kompas diberi kesempatan menjajal produk unggulan Wuling Motors yang diproduksi di Indonesia. Awal kehadirannya di Indonesia, Kompas menjajal model low multipurpose vehicle yang dinamakan Wuling Confero di ”Pulau Dewata” Bali. Tak lama kemudian, kami menguji lagi MPV Wuling Cortez 1.8L di seputaran Semarang, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Namun, dari ketiga model yang diuji, mencicipi Wuling Almaz selama dua hari, Jumat-Sabtu (15-16 Maret 2019), terasa berbeda. Pasalnya, bukan mesin biasa yang dimiliki model SUV ini, melainkan mesin 1.500 cc yang dilengkapi turbo dan dikawinkan dengan dengan transmisi CVT. Apalagi saat diberi tahu bahwa tenaga maksimumnya mencapai 140 HP pada putaran mesin 5.200 rpm. Sementara torsi puncaknya mencapai 250 Nm pada rentang 1.600-3.600 rpm.
KOMPAS/STEFANUS OSA--Wuling Almaz
Menengok sedikit ke pasar, kompetitor SUV bermesin 1.5L Turbo asal China di kelas ini ada DFSK Glory 580. Secara varian mesin, DFSK memiliki pilihan mesin 1.8L transmisi manual, 1.5L turbo bertransmisi manual ataupun CVT. Mesin 1.5L turbo DFSK menghasilkan tenaga maksimum 150 PS dan torsi maksimum 220 Nm.
Sementara pabrikan Honda asal Jepang memiliki Honda CR-V 1.5L Turbo CVT. SUV yang menghadirkan 7 tempat duduk ini mampu menghasilkan tenaga maksimum 188 HP pada 5.600 rpm. Sementara torsi puncaknya mencapai 240 Nm pada putaran mesin 2.000-5.000 rpm.
Varian Wuling Almaz yang baru diluncurkan ini didesain untuk membawa lima orang saja. Posisi jok baris kedua bisa diatur untuk menghasilkan ruang bagasi yang cukup besar dan mendatar. Di bagian interior, panoramic sunroof didesain begitu besar. Kacanya berukuran 0,82 meter persegi, mulai dari atas kursi depan hingga baris kedua.
KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA--Uji kendara Wuiling Almaz dengan rute Tasikmalaya-Garut-Bandung pada 11-13 Maret 2019.
Fitur tersebut membuat luas kabin menjadi begitu terasa saat uji kendaraan dimulai dari Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya, Jawa Barat. Setelah singgah di dealer Wuling Motors Tasikmalaya, perjalanan dilanjutkan menuju Garut.
Jalan lurus yang diselingi jalan berliku, menurun dan tanjakan, menjadi medan yang menarik untuk merasakan kemampuan turbonya.
Tak pelak, ketika jalan terasa lengang, ada godaan menginjakkan penuh pedal gas. Untuk menguji sampai mana entakan turbo itu mampu mendorong kendaraan berbodi sepanjang 4.655 mm dan lebar 1.835 mm serta tinggi 1.760 mm. Ada sedikit lag yang dirasakan saat hendak berakselerasi lagi seusai diperlambat akibat berpapasan atau menghindari kendaraan lain di depannya.
Saat mode transmisi manual dipergunakan, sistem komputer SUV ini ”membaca” sesuai kebutuhan kecepatannya. Tidak bisa dipaksakan, ketika laju dengan kecepatan rendah, kemudian tuas manual digerakkan ke gigi tiga, sistem akan memberikan sinyal suara ”ting-ting”. Tanda tidak sesuai antara kecepatan yang sesungguhnya dan ”gigi” transmisi yang dipilih pengemudi.
Hal ini diakui Sony Susmana, Direktur Training Safety Defensive Consultant (SDCI), yang mengikuti pengujian kendaraan ini. Sistem komputer mobil ini secara cerdas membaca agar terkendali kecepatannya. Cerdas pula membaca kebutuhan saat dialihkan ke transmisi manual.
Fitur keselamatan
Selain mesin, mobil yang dibanderol mulai Rp 318,8 juta (on the road, Jakarta) ini juga bertabur berbagai fitur keselamatan, seperti electronic stability control (ESC), anti-lock braking system (ABS), electronic brake-force distribution (EBD), dan brake assist (BA).
Sewaktu Kompas harus menginjak pedal rem secara mendadak untuk mengurangi laju kendaraan atau menghindari jalan berlubang, mobil juga ternyata sudah dilengkapi emergency stop signal (ESS). Sinyal pengaman berupa lampu hazard langsung menyala secara otomatis agar pengendara di belakang melakukan antisipasi dini untuk menghindari tabrak belakang.
Beberapa kali ESS ini berfungsi ketika jalur perjalanan dilanjutkan dari Garut menuju Bandung. Terlebih, suasana malam mulai menyelimuti selepas kegiatan memetik dan memeras buah jeruk di kebun jeruk Eptilu, Cikajang, Garut.
Beranjak dari parkir di lahan kosong kebun jeruk ini, situasi dan posisi bodi bagian depan kendaraan bisa diperoleh melalui kamera 360 derajat. Entah ada penghalang berupa batu, misalnya, terlihat jelas di layar monitor head unit. Apabila mobil terlalu dekat dengan objek, suara sinyal otomatis memperingatkan pengemudi.
Rintik hujan tipis tak menjadi penghalang. Sensasi panoramic sunroof membuat butiran-butiran air memendarkan cahaya lampu jalan. Langit gelap malam bisa dinikmati oleh penumpang, terutama mereka yang duduk di baris kedua.
KOMPAS/STEFANUS OSA--Bagian Interior Wuling Almaz
Fitur navigasi perjalanan yang terbaca pada monitor layar sentuh 10,4 inci terasa nyaman. Fitur ini memerlukan koneksi dengan gawai dan mengaktifkan aplikasi navigasi semacam Google Maps pada gawai. Sayang, koneksi ini belum bisa nirkabel via bluetooth, melainkan masih memerlukan sambungan kabel.
Saat terkoneksi, peta perjalanan bisa diatur untuk tidak memenuhi layar head unit. Sebab, fitur-fitur lain mobil, seperti audio, juga tetap bisa diaktifkan. Ukuran peta perjalanan bisa diatur menjadi kecil di sisi kanan bawah. Alunan musik pun tetap bisa diperdengarkan dan fungsi-fungsi lain pada gawai tetap bisa digunakan tanpa terganggu meski posisi gawai tersambung pada head unit.
Malam semakin larut. Laju kendaraan dibiarkan bebas tanpa pengawalan. Kebebasan ini membuat eksplorasi memacu kendaraan bisa dilakukan penuh personalitas. Lepas dari perhitungan efisiensi bahan bakar yang sejak awal dihitung panitia, seluruh pengemudi pun memacu kendaraan menuju Bandung.
Tanjakan Nagrek yang dikenal penuh tantangan harus dilalui. Di sinilah, ada sedikit rasa ”panas” diembuskan melalui alat komunikasi yang terhubung antarmobil yang diuji. Dari pengeras suara yang terdengar di radio panggil yang dipasang panitia, terdengar suara, ”Masak mobil turbo dibalap sama mobil seharga Rp 100 jutaan?”
Godaan memacu kendaraan tak terelakkan. Lagi-lagi, sensasi entakan mesin turbo yang ditunggu-tunggu bisa dengan mudah dirasakan manakala putaran mesin mulai menyentuh 2.000 rpm. Terselip dalam pikiran, sensasi turbo ini akan lebih terasa apabila speedometer dilengkapi indikator lampu tipis melingkar yang dapat berubah. Misalnya, dari warna biru menjadi warna putih atau merah saat turbo aktif.
Dian Asmahani, Brand Manager Wuling Motors, mengatakan, Wuling Almaz merupakan medium SUV dengan rasa yang lebih premium dan prestisius. Setiap produk Wuling menyasar segmen pasar tersendiri.
Tak dapat ditampik, Wuling Almaz ini sangat mirip dengan kolaborasi yang dilakukan oleh ”Sang Naga” dengan Chevrolet yang meluncurkan Almaz sebagai All New Chevrolet Captiva di beberapa negara lain pada 2019 ini.
Yang pasti, Wuling bertekad memiliki masa depan jangka panjang di pasar otomotif Indonesia. Karena itulah, tantangan besar masih dihadapi untuk meyakinkan pasar terhadap layanan purnajualnya melalui penyediaan dealer yang saat ini baru 93 gerai. Diani mengatakan, tahun ini akan ditambah menjadi 120 dealer. Tak ketinggalan, layanan perusahaan pembiayaan dan asuransi juga perlu diperhatikan.
KOMPAS/STEFANUS OSA--Wuling Almaz 1.5L Turbo
Oleh STEFANUS OSA TRIYATNA
Sumber: Kompas, 4 April 2019
No comments:
Post a Comment