Hari ini, 15 Januari 2019, akhirnya PT Toyota Astra Motor (TAM) meluncurkan mobil keluarga New Toyota Avanza, yang sudah ditunggu-tunggu penggemar setianya di Tanah Air. Hampir semua pemangku kepentingan dan peminat dunia otomotif menahan napas menanti kehadiran versi baru mobil “sejuta umat” ini.
Rumor kemunculan model low multipurpose vehicle (LMPV) ini beredar sejak November 2018, lalu semakin santer menjadi perbincangan kalangan otomotif pada bulan Desember 2018 lalu, yang menandai 15 tahun kehadiran Avanza di kancah otomotif Tanah Air sejak 11 Desember 2003.
Sejak beberapa pekan lalu, sejumlah foto bocoran sosok baru Toyota Avanza dan kembarannya, Daihatsu Xenia, ini, sudah beredar di berbagai media sosial. Jelas terlihat perubahan signifikan pada bagian wajah mobil-mobil ini. Walau demikian, belum ada satu pun laporan tentang rasa mengendara Avanza dan Xenia baru.
Seperti diketahui, proyek penggarapan Avanza yang dilakukan di Indonesia merupakan kolaborasi dengan Daihatsu. Di Indonesia, Toyota Avanza diproduksi di pabrik PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Rabu pekan lalu, tepatnya pada 9 Januari 2019, Kompas menjadi media pertama yang diajak merasakan langsung perubahan pada New Avanza ini. Penting untuk merasakan sendiri mengendarai dan menunggang mobil baru ini, karena menurut Dimas Aska, Media Relations Head PT TAM, beberapa perubahan pada Avanza baru ini tidak terlihat secara fisik tetapi baru terasa setelah dicoba langsung di jalanan.
Di salah satu sudut lokasi tertutup di BSD City, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Kompas mendapat kesempatan membuka bungkus kasta tertinggi New Avanza, yakni New Avanza Veloz bermesin 1.500 cc.
Mobil yang dicoba ini benar-benar masih keluar dari pabrik. Bodynya yang berwarna putih masih dibungkus lapisan-lapisan kertas pelindung, dan odometer di panel instrumen baru menunjukkan angka 5 km. Artinya mobil baru berjalan sejauh 5 kilometer sejak selesai dirakit di pabrik.
Impresi awal yang didapatkan adalah bodi eksterior New Toyota Avanza Veloz yang bagian wajahnya langsung mengingatkan pada Toyota Voxy. Kebetulan di tempat yang sama pula, Kompas mendapat kesempatan melakukan uji perdana Toyota Voxy, dua tahun lalu.
Jelas sekali terlihat, bentuk-bentuk lampu utama dan bingkai lampu kabut New Avanza Veloz ini mengguratkan kesamaan bentuk dengan Toyota Vellfire dan Toyota Voxy. Demikian juga bumper dan gril.
Bisa dikatakan, perubahan nyata secara fisik pada New Avanza Veloz ini dibanding pendahulunya adalah pada bagian wajah ini. Sisanya, seperti bentuk bodi keseluruhan dan bagian buritan, pada dasarnya masih sama dengan Avanza yang beredar selama ini.
Hanya saja, pola desain velg diubah dari sebelumnya. Begitu pula bentuk cekungan lampu belakang yang generasi sebelumnya digambarkan sebagai lekukan seksi. Untuk memperkuat tampilan, ada dua tambahan lampu pemanis merah tepat di bawah tulisan Avanza maupun Veloz. Sepintas, tak banyak perubahan di bagian bodi belakang.
Berbagai lis-lis krom yang dipasang di bodi kini juga diberi aksen warna kecokelatan. Hal itu mungkin bertujuan mengurangi silau karena pantulan lampu yang bisa mengganggu pengendara di belakangnya.
Perubahan interior
Nah, sewaktu memasuki kabin New Avanza Veloz ini, perubahan mencolok adalah adanya monitor atap di baris kedua yang terpasang di dekat perangkat penyejuk ruangan. Toyota menamakan rear monitor entertainment, sehingga penumpang di baris kedua maupun ketiga tidak perlu kerepotan saat ingin menyaksikan hiburan yang terhubung melalui head unit.
Untuk baris ketiga, Veloz baru ini juga sudah dilengkapi soket USB yang memudahkan pengisian baterai gawai.
Di kabin bagian depan, perubahan nyata langsung terlihat pada hilangnya dua tombol putar ala kompor gas untuk mengontrol penyejuk udara. Panel kontrol AC itu sekarang berbentuk panel digital berlapis warna piano black yang elegan, memberi sentuhan mewah pada mobil LMPV ini.
Layar monitor head unit yang lebih besar dan dilengkapi layar sentuh dengan desain tampilan elegan juga mendongkrak penampilan kabin depan Avanza Veloz baru. Ditambah dengan sistem keyless entry dan tombol Start/Stop.
Avanza Veloz juga dilengkapi sistem dual zone audio. Jadi antara kabin depan dan belakang bisa mendengarkan suara musik yang berbeda. Atau misalnya penumpang di belakang ingin menikmati film dengan roof monitor, sementara penumpang depan bisa menikmati musik pada saat bersamaan.
Tanpa berlama-lama lagi, saat duduk di kursi kemudi, tombol Start langsung ditekan dan suara khas mesin Avanza Veloz terdengar. Maklum saja, mesin mobil ini masih menggunakan mesin 2NR-VE 1.5 L dari Veloz lama. Demikian juga untuk versi non-Veloz, masih digunakan mesin 1NR-VE berkapasitas 1.3 L.
Begitu tuas transmisi diposisikan pada D di mobil bertransmisi otomatis ini, mobil pun mulai berjalan, awalnya tanpa tanda-tanda perbedaan dibanding Avanza lama.
Namun, dengan mencermati lebih teliti perilaku mobil saat diajak menikung dalam kecepatan cukup tinggi, dan melibas jalan yang tidak rata, terasa ada peningkatan performa pada mobil baru ini.
Suspensi terasa lebih lembut dalam meredam guncangan dan lebih mantap saat menikung. Tidak ada gejala memantul-mantul yang berlebihan. Juga tak terdengar lagi suara-suara berisik saat mobil melindas jalanan yang tidak rata.
Selain itu, juga terasa ada peningkatan pada kekedapan kabin yang lebih meredam suara dari luar. Tentu saja perlu pengujian lebih lanjut pada New Avanza ini untuk merasakan perubahan-perubahan yang terjadi secara lebih komprehensif.
Waktu berjalan terasa cepat. Impresi perdana bersama Toyota Avanza Veloz pun berakhir. Kini, tepat pertengahan Januari 2019, tentu nilai tambah yang sudah disajikan pada model LMPV ini akan diuji dengan harga jualnya. Tentu, secara kalkulasi bisnis, keberadaan Toyota New Avanza terbaru ini tak boleh menggerus pasar model Toyota lainnya, seperti Rush dan Sienta.
Penentuan harga pun menjadi titik tolak bagi loyalis Toyota, misalnya mengganti Avanza lama menjadi yang terbaru. Atau, menjadi pijakan untuk menaikkan kelas dari Toyota Calya ke Avanza.
Dan, yang tak kalah pentingnya, penentuan harga Avanza terbaru dengan berbagai variannya, mendapatkan tantangan baru di tengah pasar yang makin kompetitif.
STEFANUS OSA TRIYATNA DAN DAHONO FITRIANTO
Editor DAHONO FITRIANTO
Sumber: Kompas, 15 Januari 2019
No comments:
Post a Comment