Tuesday, May 15, 2018

Lirikan Ignis yang Menggoda

KOMPAS/ PRIYOMBODO--Pengunjung menjajal Suzuki Ignis di Indonesia International Motor Show 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (30/4).

Ketika selubung kain dibuka, tampaklah wajah sesungguhnya Suzuki Ignis, produk baru yang selama beberapa pekan sebelumnya mewarnai jagat maya Indonesia. Mengusung konsep Urban SUV, Ignis menjadi andalan Suzuki untuk kembali menarik hati masyarakat urban kota-kota besar.

Pada pandangan pertama, tampilan produk yang diimpor secara utuh dari India ini sangat menjanjikan, terutama pada bagian depan atau wajah yang sangat berbeda dengan produk-produk Suzuki sebelumnya. Bahkan, ada teman yang berbisik, “Sekilas mirip Range Rover.” Wah.


Salah satu faktor penting tampilan wajah Ignis ini adalah pada bagian lampu yang sudah menerapkan proyektor yang dibingkai dengan lampu siang (daytime running light/DRL) LED. Kedua mata Ignis itu seolah melirik menggoda.

Bentuknya yang mungil membuat mobil ini lebih cocok masuk kategori city car daripada SUV. Donny Saputra, manajer pemasaran roda empat PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), memilih mengategorikan mobil ini sebagai urban SUV. “Lihat saja penampilannya. Ini adalah sebuah urban SUV. Apalagi fiturnya premium,” ujarnya.

Selain lampunya yang berbinar gagah, para desainer Suzuki menambah kesan SUV itu dengan mengaplikasikan bentuk kotak- kotak kecil pada bagian gril untuk memunculkan kesan gahar dan lis plastik yang mengesankan sebuah ventilasi udara di samping kap mesin. Tambahan roof rail pada varian tertinggi, GX, mempertegas kesan itu.

Namun, desain bagian depan yang sudah apik ini seolah terputus di bagian belakang. Dilihat sekilas, bagian belakang Ignis ini sedikit mengingatkan pada Suzuki Splash. Lekuk dasar pintu belakang mobil ini kembali mengesankan sebuah city car dibanding SUV.

Cukup nyaman
Meski mobil ini memiliki panjang hanya sekitar 3,7 meter, memasuki ruangan kokpit terasa cukup nyaman. Dengan tinggi badan sekitar 180 sentimeter, kabin Ignis masih terasa lega.

Pun ketika mencoba duduk pada deret kedua di dalam kabin yang bisa digunakan untuk membawa tiga penumpang. Bila semuanya berbadan besar, mungkin agak kesulitan dan sedikit berimpitan. Namun, bila membawa dua orang, penumpang di kursi belakang masih cukup nyaman menikmati perjalanan.

Kembali ke bangku pengemudi, satu hal yang mengesankan pada tipe GX ini adalah kelengkapan fitur pada lingkar kemudi. Fitur canggih, seperti konektivitas Bluetooth, ada di sana.

Pada lingkar kemudi, pengemudi bisa mengatur mode display digital pada layar multi-information display (MID). Informasi, seperti rata-rata kecepatan dan konsumsi bahan bakar, bisa dilihat pada layar ini. Volume audio juga bisa diatur dari lingkar kemudi.

Head unit fitur hiburan yang dipasang pada varian tertinggi sedikit berbeda dengan varian- varian di bawahnya. Pada varian GX ini, head unit sudah didukung layar digital, sementara varian di bawahnya masih menggunakan bentuk analog. Suara yang dihasilkan head unit dan unit audio yang ditanam di dalam kabin terdengar sangat biasa. Jika menginginkan kualitas suara yang lebih jernih dan mantap, pemilik perlu melakukan modifikasi audio lagi.

Pengendalian
Pekan lalu, bersama puluhan wartawan otomotif di Ibu Kota, Kompas memperoleh kesempatan menjajal “urban SUV” ini menyusuri jalan-jalan protokol di Jakarta. Jalur yang dilewati sebagian besar jalur beraspal mulus, mulai dari kawasan pertokoan Sarinah di Jalan MH Thamrin meluncur ke arah selatan menuju kawasan Senayan.

Jalanan yang cenderung lurus dan diselingi kemacetan sepanjang perjalanan ke Senayan, tak cukup untuk menguji kemampuan mesin.

Sebagai penumpang, Kompas merasakan suspensi agak terasa sedikit keras ketika menemui jalanan yang rusak akibat pembangunan MRT.

Kompas baru bisa menjajal kemudi dan mobil dalam perjalanan dari Senayan menuju kawasan Pondok Indah di Jakarta Selatan. Tidak sulit untuk mencari posisi mengemudi yang cukup nyaman dan menyesuaikan diri dengan kokpit dan lingkar kemudi.

Pertama menyentak pedal gas menggunakan mode pengendalian otomatis, dengan sistem transmisi AGS (active gear shift), mesin terasa tidak terlalu responsif. Apalagi ketika digunakan pada jalanan yang sedikit menanjak. Mode ini lebih cocok digunakan saat Anda ingin bersantai ketika mengemudi di dalam kota yang penuh kemacetan.

Ketika diubah menjadi mode transmisi manual, tenaga yang keluar agak sedikit terasa. Mobil yang dilengkapi mesin bensin empat silinder K12M berkapasitas 1.197 cc dengan teknologi VVT dan DOHC ini terasa sedikit “galak”.

Minimnya “tantangan” yang dilewati sepanjang perjalanan dari kawasan Sarinah ke Pondok Indah memang tak bisa dijadikan patokan pembuktian kenyamanan dan kinerja mesin Ignis. Namun, dari bentuk luarnya, mobil ini memang menggoda.

Terbukti, selama penyelenggaraan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2017 di Jakarta International Expo, Jakarta Pusat, pekan ini, Ignis menjadi salah satu produk baru yang diminati pengunjung. Dalam siaran persnya, pihak SIS menyebut hingga hari kelima penyelenggaraan IIMS, sudah hampir 1.000 orang yang mendaftar untuk uji kendara Ignis.

“Kami tak menyangka animo pengunjung untuk mencoba kelincahan Suzuki Ignis begitu tinggi. Peminatnya pun beragam, ada anak muda, keluarga muda, dan paruh baya yang berjiwa muda,” ujar Arviane D Bahar, Corporate Public Relation PT SIS. (Mahdi Muhammad)

Sumber: Kompas, 4 Mei 2017

No comments:

Post a Comment