Monday, February 11, 2019

New Daihatsu Grand Xenia, “Melahap” Cikidang hingga Geopark dengan New Daihatsu Grand Xenia

KOMPAS/STEFANUS OSA--New DaihatsuGrand Xenia tipe R Deluxe singgah di air terjun kembar Curug Sodong, Ciletuh, Jawa Barat, Selasa (29/1/2019), setelah menempuh perjalanan dari Jakarta sekitar 160 kilometer. Uji kendaraan ini dilakukan pertama kali hanya dalam waktu dua pekan setelah peluncurannya pada pertengahan Januari lalu.

Dua pekan pasca peluncuran, New Daihatsu Grand Xenia dengan kapasitas mesin terbarunya, 1.500 cc, langsung tancap gas dipakai untuk menyusuri kawasan Pantai Pelabuhan Ratu hingga Geopark Ciletuh, Jawa Barat. Tentu, sejak awal sudah terbayangkan bagi penikmat jalan darat, perjalanan dari Jakarta menuju kawasan wisata harus melintasi jalan berlika-liku melintasi Cikidang yang sisi-sisinya rerimbunan pohon kelapa sawit dan perkebunan teh.

Jalan menikung, menanjak dan turunan, bahkan tak sedikit tikungan tajam yang langsung menanjak dan menurun, perlu dihadapi oleh mobil terbaru keluaran Daihatsu ini.


Selama ini, Daihatsu yang berkolaborasi dengan Toyota dalam memproduksi mobil sejenis ini, Avanza, hanya bermain di level 1.000cc-1.300cc. Mesin 1.500 cc sebelumnya eksklusif hanya ada di Avanza.

Berbekal mesin yang memacu sistem mekanis berpenggerak belakang dengan teknologi Dual VVT-i inilah, sejumlah jurnalis diberikan kesempatan mengeksplor Grand New Daihatsu Xenia tipe R Deluxe.

KOMPAS/STEFANUS OSA--Bermodal penggerak belakang dengan teknologi mesin Dual VVT-i dan berkapasitas mesin 1.500cc, New DaihatsuGrand Xenia diuji pada tanjakan berkelok menuju Puncak Aher, Ciletuh, Jawa Barat, Selasa (29/1/2019). Tak puas dengan pengujian tanjakan ini, sejumlah media melakukan kembali pada hari beikutnya.

Tepat pukul 07.00, perjalanan dilakukan dari kawasan Slipi, Jakarta Barat, Selasa (29/1/2019). Lalu-lintas yang padat lancar saat memasuki pintu tol Pejompongan, mulai terlihat. Kebetulan, Kompas menguji mobil yang bertransmisi matik, sehingga arus lalu-lintas yang padat tak begitu menjadi penghalang untuk terus memacu kendaraannya menuju tol Jagorawi.

Kekedapan ruang kabin yang diklaim sudah ditingkatkan dari generasi sebelumnya memang lumayan terbukti. Suara mesin mobil ini sendiri maupun mesin kendaraan lain yang berpapasan sedikit terkurangi.

Saat memacu dengan kecepatan tinggi, kekhawatiran terhadap limbungnya kendaraan ini tak lagi begitu dirasakan. Begitu pula, saat tiba-tiba harus melintasi badan jalan yang tidak mulus, suara benturan perangkat per kendaraan memang tetap dirasakan, tetapi tak sekeras generasi sebelumnya.

Tak kurang dari 45 menit, mobil sudah memasuki kembali jalur utama Sukabumi melalui gerbang keluar tol Cigombong. Seperti biasa, arus kendaraan mulai dihiasi sedikitnya tiga titik kemacetan di depan gerbang pabrik, pasar dan jalan tembus perumahan. Diperparah lagi, angkutan umum yang ngetem tak terkendali menunggu penumpang.

KOMPAS/STEFANUS OSA--Tak banyak perubahan di sisi interior New DaihatsuGrand Xenia.

Lepas dari jalur utama dan berbelok kanan mengikuti petunjuk arah Cikidang, di sinilah Kompas mulai kembali memacu kendaraan ini. Sesekali, memang perlu waspada, karena beberapa angkutan umum masih seenaknya berhenti tanpa mempedulikan kendaraan di belakangnya. Dan, sesekali juga terlihat truk berjalan perlahan mengangkut hasil pertanian atau pasir.

Hampir sepanjang perjalanan, persneling matik yang dapat ditempatkan pada posisi D tak sepenuhnya bisa diandalkan. Memainkan persneling ke gigi 3, lalu gigi 2, bahkan persneling L saat tanjakan menjadi sangat penting dilakukan. Apalagi, saat tikungan tanjakan yang tajam, menjaga momentum secara tepat memindahkan gigi menjadi modal penting agar kuat menanjak.

Dalam pengujian, kawan seperjalanan sempat melihat mobil LMPV yang mengandalkan penggerak roda depan tidak kuat menanjak. Beberapa penumpangnya terpaksa turun, agar mobil itu dapat dikendarai kembali. Tidaklah demikian, ketika Kompas menjaga momentum di tikungan tajam, dengan menurunkan gigi dari 3-2 dan akhirnya gigi L (rendah), sejumlah tikungan Cikidang maupun Ciletuh begitu mudah “dilahap”. Suara khas yang biasa terdengar kasar terasa lebih halus dari generasi sebelumnya saat menggunakan gigi rendah.

Pemindahan persneling pun tak luput digunakan, ketika beberapa kali mobil ini melaju di jalan yang lengang, tetapi konturnya menurun. Agar tidak lepas kendali, masuk jurang atau menabrak kendaraan dari arus berlawanan, memindahkan gigi dari D ke 3-2 atau L untuk memanfaatkan fungsi engine brake menjadi pilihan demi mencapai cara berkendara yang aman.

KOMPAS/STEFANUS OSA--Engine brake menjadi andalan kendaraan, seperti pada New Daihatsu Grand Xenia, ketika menuruni medan jalan.

“Jauh ya perjalanannya. Tikungannya tajam-tajam. Bukan hanya perlu teknik nyetir, tetapi kayaknya mesti waspada juga ya ke jalanan bukit-bukit begini,” kata Cici, kawan jurnalis lain, sambil menunjukkan beberapa rambu waspada tanah longsor.

Dari perjalanan Jakarta-Ciletuh sekitar 160 kilometer, lintasan jalan terberat tetapi mengasyikkan untuk menguji kemampuan “si penggerak belakang” ini, boleh dibilang tanjakan menikung tajam menuju Puncak Aher terkesan sangat ekstrem. Badan jalannya sendiri terlihat baru saja dibeton menggantikan jalan beraspal.

Rasa penasaran membuat Kompas mengulang beberapa kali perjalanan menanjak dan menurun ke puncak ini. Menjaga momentum dengan memindahkan persneling rendah wajib dilakukan, supaya mobil dapat melaju menuju puncak. Dari atas Puncak Aher inilah, pemandangan mengesankan perpaduan jalanan bikinan manusia dan pepohonan hijau, serta sejauh mata memandang ombak yang bergulung-gulung di Pantai Geopark Ciletuh.

Fitur interior
Sepanjang perjalanan, interior mobil berkapasitas tujuh tempat duduk tak jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Perubahan dashboard saja yang paling menyolok.

Uniknya, pasar LMPV yang semakin “gemuk” membuat Daihatsu harus berebutan konsumen. Tak heran, harga jual kendaraan ini pun dipertahankan, apalagi Toyota selaku rekan kolaborasi produk ini juga mempertahankan harga jualnya.

KOMPAS/STEFANUS OSA--Daya angkut barang yang dimiliki Grand New Daihatsu Xenia. Bagasi yang mumpuni membuat mobil keluarga ini dapat memuat banyak barang yang diperlukan.

Perlu diakui, fitur-fitur yang disajikan oleh kompetitor, terutama produsen otomotif China yang beberapa tahun ini mulai memproduksi di Indonesia, begitu berlimpah. Kelengkapan fitur untuk menunjang kenyaman berkendara menjadi strategi otomotif.

Hendrayadi Lastiyoso, Marketing and CR Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation, mengatakan, “Apabila melihat Xenia 1.300 cc, sebetulnya tidak banyak perubahan. Semua masih menggunakan mesin yang sama. Yang kita sebut launching baru-baru ini levelnya minor change, Daihatsu lebih menyebutnya big minor change. Itu disebabkan adanya varian baru 1.500 cc, yang biasanya ada di Toyota Avanza.”

Karena itulah, Daihatsu terkesan mendorong untuk menunjukkan performa terbarunya, khususnya bagi loyalis Daihatsu. Tuntutan konsumen menghendaki model MPV, tetapi tenaganya lebih besar dari 1.300 cc. Kenyamanan dan ketangguhan menjadi modal bagi pencinta segmen di kelas ini.

Secara teknologi, mesin 2NR-VE sebenarnya sudah ada di Toyota Avanza. Tak heran, selama periode peluncurannya, Daihatsu hanya menargetkan penjualan tipe 1.500 cc ini sebesar 10 persen dari target rata-rata 3.000 unit per bulan. Tidak terlampau besar untuk menguji pasar, mengingat kini pemain di segmen LMPV ini secara total sudah ada lima pemain di luar Daihatsu dan Toyota.

Harga lebih rendah dibandingkan pemain lama diakui Hendrayadi untuk menghajar market leader. Hanya saja, Daihatsu meyakini, konsumen tidak sekadar memilih fitur, melainkan banyak pertimbangan, seperti harga jual kembali, kemudahan perawatan dan mendapatkan suku cadang, serta bukti ketangguhan performa mesin.

Perebutan “kue” kini menjadi tantangan bagi pemain otomotif di segmen ini. Persaingan pasar menjadi angin segar bagi Daihatsu, karena diperbolehkan bermain di kapasitas mesin 1.500 cc. Terlebih lagi, Daihatsu dengan teknologi penggerak belakang yang bisa diandalkan untuk kondisi variatif geografis di Indonesia, merasa memiliki nilai-nilai lebih dalam memberikan keamanan berkendara.

KOMPAS/STEFANUS OSA--Menuju Puncak Aher, Ciletuh, Selasa (29/1/2019), sebagai perjalanan terakhir proses uji kendaraan Grand New Daihatsu Xenia.

STEFANUS OSA TRIYATNA

Sumber: Kompas, 7 Februari 2019

No comments:

Post a Comment