Wednesday, January 31, 2018

Memupus Penantian dengan Xpander

KOMPAS/DAHONO FITRIANTO--Mitsubishi Xpander Ultimate sebagai varian tertinggi low MPV berkapasitas tujuh tempat duduk.

Pupus sudah penantian selama lebih dari satu tahun untuk menunggu produk MPV terbaru dari Mitsubishi. Agustus lalu, akhirnya dunia tahu mobil keluarga tersebut bernama resmi Mitsubishi Xpander. Namun, butuh waktu beberapa bulan lagi untuk benar-benar mengenal mobil ini dari dekat.

Meski Kompas sudah mendapat kesempatan mengikuti uji kendara terbatas Xpander di Pusat Riset dan Desain Mitsubishi di Okasaki, Aichi, Jepang, 15 Juli 2017, baru awal November 2017 diperoleh kesempatan menjajal langsung mobil berkapasitas tujuh tempat duduk itu di medan nyata Tanah Air.


Pihak PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), selaku distributor resmi mobil-mobil penumpang berlogo tiga berlian di Indonesia, mengirimkan satu Xpander Ultimate (varian tertinggi) berwarna merah menyala. Mobil bertransmisi otomatis 4 percepatan itu masih dalam kondisi gres, odometer di panel instrumen baru menunjukkan posisi 36 kilometer saat mobil tiba di kantor Kompas di Palmerah, Jakarta Pusat, Selasa (31/10) siang.

Karena berbagai kesibukan khas kantor, mobil yang sudah dipesan lebih dari 40.000 unit (pertengahan Desember 2017) ini baru bisa dijajal pada malam harinya.

KOMPAS/DAHONO FITRIANTO--Mitsubishi Xpander Ultimate sebagai varian tertinggi low MPV berkapasitas tujuh tempat duduk.

Saat melangkah mendekati mobil sambil memencet tombol remote, tak terlihat ada batang kunci, menunjukkan varian ini sudah menerapkan sistem nirkunci (keyless). Melihat daftar spesifikasi yang tertera di laman resmi Mitsubishi Xpander (mitsubishixpander.com), disebutkan fitur ini ada di dua varian teratas, yakni Ultimate dan Sport.

Memasuki kabin, terhirup aroma khas mobil baru ditambah kursi pengemudi yang berbusa tebal sekaligus sudah berbentuk semi-bucket. Duduk terasa nyaman dan mantap karena tubuh seolah agak dicengkeram lapisan busa di samping kanan-kiri badan.

Menatap ke depan, terlihat dasbor mobil ini posisinya cukup tinggi. Untuk mereka yang tinggi badannya tak bisa dibilang jangkung, katakan 165 cm ke bawah, posisi dasbor, terutama gundukan di atas panel instrumen, membuat pandangan ke depan agak terganggu. Untunglah kursi pengemudi bisa diatur tinggi-rendahnya dengan tuas putar di samping bawah sebelah kanan.

Selesai membereskan posisi ketinggian kursi, saatnya menyetel posisi roda kemudi. Setelah tuas pengunci dilepas, terungkap bahwa Xpander juga sudah dilengkapi fitur tilt dan telescopic steering. Artinya, selain bisa diatur tinggi rendahnya, setir Xpander juga bisa diatur jauh dekatnya dari tubuh pengemudi.

KOMPAS/DAHONO FITRIANTO--Interior Mitsubishi Xpander Ultimate sebagai varian tertinggi mengeluarkan aura elegan dengan perpaduan warna beige, aksen replika wood panel, hitam piano, dan pelapis krom yang proporsional.

Selesai membereskan urusan duduk ini, sabuk keselamatan dipasang. Baru terlihat tak ada fitur pengatur ketinggian sabuk sehingga kita harus menyesuaikan dengan ketinggian yang ada.

Kedap dan halus
Tombol Start pun segera ditekan dan mesin menyala dengan halus. Getaran dan suaranya nyaris tak terdengar dari dalam kabin yang kekedapannya cukup bagus untuk mobil di kelas tersebut.

Tuas transmisi segera dimasukkan ke posisi D. Transmisi otomatis ini masih konvensional, belum ada fitur tiptronic untuk memindahkan gigi secara manual.

Begitu pedal rem dilepas, mobil meluncur mulus. Sempat dibutuhkan waktu beberapa menit untuk menyesuaikan rasa (feeling) pengendalian karena mobil ini terasa besar dan tinggi.

Namun, begitu penyesuaian dan rasa itu didapatkan, mobil terasa sangat mudah dikendalikan, terutama karena roda kemudinya yang terasa sangat enteng dan ukurannya kompak.

Tenaga mesin juga terasa mumpuni dengan perpindahan transmisi yang lembut saat diajak menembus kemacetan Jakarta malam itu.

Di tengah kemacetan, perhatian berpindah ke layar Multi Information Display (MID) di panel instrumen yang sudah berwarna dan mengesankan sebuah kemewahan yang biasanya baru ada di mobil-mobil di kelas di atas low MPV.

Lalu sebuah head unit dengan layar sentuh berukuran 7 inci berada di tengah dasbor untuk menyajikan fitur hiburan dan konektivitas dengan telepon pintar kita. Sayang, kualitas audionya masih terlalu standar. Perlu sentuhan modifikasi aftermarket untuk membuat audio mobil ini lebih bermutu.

Lolos dari kemacetan, saatnya mencoba akselerasi mobil di jalan tol yang sudah mulai sepi malam itu. Dalam kondisi jalan yang halus dan rata, tak terasa jarum speedometer sudah menyentuh angka 120 kilometer per jam. Padahal, mobil serasa masih melaju pada kecepatan 70-80 kilometer per jam. Lagi-lagi kekedapan kabin, stabilitas suspensi, dan kelembutan perpindahan transmisi berkontribusi pada kehalusan perilaku mobil tersebut.

Namun, di jalan tol ini pula disadari nyala lampu depan yang masih menggunakan lampu halogen standar terasa kurang terang. Beberapa kali lampu jauh harus diaktifkan untuk sekadar memastikan obyek di depan. Mengganti bohlam lampu standar dengan bohlam aftermarket kemungkinan akan sangat membantu.

Keluar dari jalan tol, dan memasuki rute-rute di pinggir kota dengan kontur jalan yang bervariasi, termasuk melindas lubang-lubang jalanan, terasa suspensi mobil juga mumpuni dalam meredam guncangan. Meski demikian, saat dicoba di tol tadi, suspensi juga terasa masih mantap, tidak muncul gejala mengayun-ayun dan limbung berlebihan pada kecepatan tinggi.

Bicara soal konsumsi BBM, selama tiga hari menguji mobil di Jakarta dan sekitarnya, layar MID menunjukkan konsumsi rata-rata bensin sebesar 10-10,6 liter untuk 100 kilometer, atau berkisar 9,4-10 kilometer per liter.

Keunggulan interior
Keesokan harinya, saat sesi pengetesan mobil di siang hari, baru terasa keunggulan interior Xpander Ultimate ini dibandingkan mobil-mobil sekelasnya. Perpaduan warna beige pada jok kursi berlapis bahan kain (fabric) lembut, sentuhan replika wood panel yang tak berlebihan, dan taburan aksen krom yang proporsional di dasbor menguapkan aura elegan.

Walau sebagian besar panel di interior itu terbuat dari plastik keras, mutu pengerjaan dan presisi sambungan antarbagiannya memunculkan kesan mewah. Selain itu, semua kursi, hingga baris ketiga, berlapis busa yang tebal dan empuk, yang tentu saja nyaman untuk diduduki.

Janji Mitsubishi untuk menghadirkan kelapangan (roominess) pada Xpander ini juga terpenuhi. Bukan hanya di kursi pengemudi, di kursi penumpang pun mobil ini serasa berukuran lebih besar dari dimensi sesungguhnya.

Bahkan, Kompas sempat mencoba duduk di kursi baris ketiga dan kesan lapang dan nyaman itu masih bisa didapatkan walau tentu saja kursi paling belakang ini hanya nyaman untuk diduduki dua orang dewasa berukuran menengah.

Kursi baris kedua yang bisa digeser (slide) maju mundur turut membantu memberikan kelapangan dan kemudahan akses ke kursi paling belakang.

Selebihnya, Xpander juga sangat royal dalam akomodasi ruang penyimpanan, baik di depan, tengah, hingga baris ketiga ini. Demikian juga dengan ketersediaan power outlet untuk memasukkan charger mobil guna mengecas gawai-gawai kita.

Pupus sudah penantian merasakan MPV yang digadang-gadang akan menjadi penantang sang penguasa, Toyota Avanza, ini. Dan, dengan berbagai fitur dan performanya ini, mobil ini jelas menjadi penantang serius. Tinggal dibuktikan faktor keandalan jangka panjang dan layanan purnajual yang mumpuni.--DAHONO FITRIANTO 

Sumber: Kompas, 4 Januari 2018

No comments:

Post a Comment