Monday, April 29, 2019

Romansa Carry “Truntung” Mengais Untung di Pinggiran Jakarta

KOMPAS/STEFANUS OSA--Suzuki Carry Trungtung ST20 disingkap sebagai legendaris yang dihadirkan PT Suzuki Indomobil Sales di Telkomsel Indonesia International Motor Show 2019 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, 25 April-5 Mei 2019.

Bak kembang desa, seorang usher berbusana motif lurik dipadukan kain batik berdiri di samping sebuah pikap mungil. Rambut berkepang, dibiarkan menjuntai di sisi bahu kanannya. Romansa “tempo doeloe” itu sengaja ditampilkan Suzuki dalam mengkonsep kehadiran Suzuki Carry tipe ST20 di ajang Telkomsel Indonesia International Motor Show 2019.

Sabtu (27/4/2019) pukul 20.35, seorang bapak pengunjung pameran mendekati penjaga pameran yang digambarkan sebagai “kembang desa”, itu sambil tersenyum-senyum. Sekilas, dia tersenyum pula pada mobil mungil itu. Sambil melongok ke dalam kabin bak terbuka mobil yang populer dengan julukan Suzuki Trungtung (karena bunyi mesinnya yang trung-tung-tung-tung), itu, dia spontan bertanya, “Mobil ini dijual?”


Senyumnya pun berbalas. “Maaf, tidak dijual, pak. Ini hanya display Suzuki untuk menunjukkan legenda perjalanan produk kami. Mobil ini masih bisa jalan lho…,” ujar sang usher Suzuki itu.

Sejak melihat kehadiran Trungtung pada pembukaan pameran yang berlangsung di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (25/4/2019), pikiran melayang pada romansa pribadi sekitar 15 tahun lalu. Ada rasa menggelitik, bagaimana mirisnya Trungtung masih digunakan sebagai angkutan umum di pinggiran Jakarta Selatan.

KOMPAS/STEFANUS OSA--Suzuki Truntung dalam dokumentasi Kompas

Tepatnya 28 Juli 2004, Kompas menulis catatan kecil kisah angkot terpinggirkan berjudul “Trungtung Dicaci-Maki, Tetapi Tetap Dicari” di halaman pertama Harian Kompas.

Catatan ringan nan menggelitik, mengingat romansa itu seakan dihadirkan kembali oleh Suzuki yang saat ini tetap bertahan di tengah arus kompetisi yang semakin kuat. Hebatnya, saat itu bukan angkot sebutannya, melainkan Trungtung sesuai nama yang dipilihkan oleh Suzuki.

Sebagai pembuka, saya menulis begini: “AYO tarik! Penumpang sudah penuh tuh, kasihan kepanasan!” ujar seorang lelaki kepada pengemudi angkutan kota tua trungtung jurusan Pasar Jumat- Pondok Labu, Selasa (27/7/2004) pukul 12.30 di dekat persimpangan underpass Pasar Jumat, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Dengan cekatan, si sopir angkutan kota (angkot) itu langsung beranjak dari tempat mangkal dan masuk ke kendaraan tersebut. Ia berusaha menyalakan mesin mobil trungtung-nya yang keluaran tahun 1982 itu. Namun, ternyata itu tidak mudah, dan penumpang yang mulai kegerahan pun dengan sendirinya harus bersabar. Begitu hendak jalan, mesin mobil itu bahkan sempat ngadat.

Suhu udara saat itu sedang panas-panasnya. Sinar mentari bersinar cerah. Mobil mungil itu terus dipenuhi penumpang, sementara 2-3 angkot lainnya sudah berbaris menunggu.

KOMPAS/EDDY HASBY--Suzuki New Carry model angkot tampil di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di JIExpo Kemayoran Jakarta, Kamis (25/04/2019). IIMS digelar 25 April hingga 5 Mei 2019 mendatang diikuti oleh produsen mobil dan motor yang ada di Indonesia.

Gambaran kebutuhan angkot Jakarta itu kembali diperlihatkan. Teringat betul, ada yang spontan menuturkan: “Gila, sudah penuh begini, angkot tua ini pake mogok segala! Payah nih!” ujar seorang penumpang sambil berkali-kali mengentakkan kaki kanannya ke lantai angkot itu. Angkot memang sudah terisi penuh. Sembilan orang duduk di bangku belakang dan seorang lagi duduk di samping sopir.

Beberapa menit penumpang harus sabar menunggu di dalam kesumpekan. Mesin mobil itu pun tidak juga berfungsi, tetap ngadat. Angkot itu perlu didorong beramai-ramai. Namun, tidak satu pun penumpang rela turun untuk mendorongnya. Akhirnya si sopir yang merasa tidak enak dengan ulah dan omelan penumpang turun dari mobilnya. Dia mencari teman-temannya yang sedang duduk-duduk di pangkalan.

Dua temannya langsung tergerak membantu. Begitu si sopir kembali ke mobilnya, kendaraan tua itu segera didorong. Si pengemudi berusaha menyalakan mesin mobilnya. Setelah sekitar 3-4 meter didorong dengan sekuat tenaga, mesin mobil itu pun akhirnya berfungsi. (Kompas, 28 Juli 2004)

KOMPAS/STEFANUS OSA--Penjaga pameran booth Suzuki menunjukkan display perjalanan sejarah mobil legendaris Suzuki Carry Trungtung

Jika dirunut dalam sejarahnya, sebelum tahun 1980 angkot trungtung merupakan satu-satunya alat transportasi untuk meneruskan perjalanan opelet di rute Kebayoran Lama-Lebak Bulus. Opelet menghilang berganti mikrolet, tetapi trungtung tetaplah bertahan. Tak ada saingannya saat itu.

Namun kini, Truntung dengan tarif perjalanan saat itu Rp 1.000 per penumpang umum (kecuali pelajar Rp 500 sekali jalan) tak lagi mudah dijumpai. Berganti dengan angkot lainnya. Padahal, saat itu Trungtung juga menjadi satu-satunya alternatif menerobos jalan menuju Pondok Labu atau Pasar Jumat.


Legendaris
Tersenyum mendengar kisah Trungtung, Harold Donnel selaku 4W Brand Development and Marketing Research PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), saat ditemui Kompas mengatakan, ”Legendaris. Kami memang sengaja menghadirkan kembali legenda zadul alias zaman dulu dalam pameran kali ini. Kalau dirunut, Carry sudah diproduksi 58 tahun lalu di Jepang.”

DOKUMEN SUZUKI--Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melihat-lihat All New Suzuki Carry yang disimulasikan membawa berbagai jenis buah-buahan.

Suzuki pun menyingkap perjalanan Carry dengan menampilkan tulisan besar “History of Carry in Indonesia”. Dengan singkat disebutkan, Carry model ST10 diproduksi sejak tahun 1976 sebagai mobil roda empat pertama Suzuki di Indonesia, dengan mesin 2 tak dan 3 silinder berpendingin baru. Hanya butuh satu tahun, Suzuki sudah memproduksi model ST20 bermesin 550cc. Dan, tahun 1983, Suzuki bergerak cepat mengembangkan model ST100 sebagai penerus ST20.

KOMPAS/STEFANUS OSA--Ruang kabin Suzuki Carry Trungtung ST20

Dalam Telkomsel IIMS 2019, Suzuki menyuguhkan generasi penerus mobil Trungtung ini, yakni All New Suzuki Carry dalam berbagai bentuk dan fungsi. Suzuki membawa beberapa perubahan desain fungsional, seperti New Carry Ambulance, New Carry Box, New Carry Angkutan Kota, dan New Carry Moko (Mobil Toko) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia.

Donny Saputra, Direktur Pemasaran 4W PT SIS, menuturkan, “Bertepatan dengan peluncuran global New Carry Pick Up, kami sengaja menampilkan Suzuki New Carry yang telah dimodifikasi. Kehadiran kendaraan komersial Suzuki sejak tahun 1976 tak hanya menjadi alat transportasi, tetapi sudah menjadi andalan tiap generasi untuk menggerakkan perekonomian. Kebutuhan masyarakat akan kendaraan niaga ringan tidak berhenti pada model pick up saja. Karenanya, New Carry Pick Up telah dirancang untuk dapat dimodifikasi ke berbagai jenis kendaraan multiguna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.”

KOMPAS/STEFANUS OSA--New Suzuki Carry bersanding dengan Suzuki ST 20 “Trungtung” (kanan)

Sebagai kendaraan niaga pilihan pengusaha angkutan kota, Suzuki juga menampilkan New Carry Angkutan Kota. Bodinya terbuat dari plat besi, pintu model lipat, jendela model geser, footstep yang terbuat dari plat bordes aluminium, lampu trayek, serta jok berkapasitas sebelas penumpang. Ukuran desainnya memiliki panjang 4.415 mm, lebar 1.675 mm, dan tinggi 2.200 mm.



Boleh jadi, kebutuhan yang semakin meningkat membutuhkan berbagai improvement inovatif dari Suzuki. Tak lagi harus berdesak-desakan di Truntung seperti 15 tahun silam, kini angkutan kota dirancang untuk memberi kenyamanan bagi penumpang. Tentu, itu menjanjikan keuntungan pula bagi pengusaha angkutan kota. (OSA)


KOMPAS/STEFANUS OSA--Suzuki Carry semakin lengkap desain multigunanya. KOMPAS/Stefanus Osa

Oleh  STEFANUS OSA TRIYATNA

Sumber: Kompas, 28 April 2019

No comments:

Post a Comment